Selamat Datang Diwebsite Paroki St.Simon Petrus Compang Pengosongan Makam || Renungan Paskah Pater Primus Jan

Pengosongan Makam || Renungan Paskah Pater Primus Jan

0
Foto P. Primus Jan, SVD

WARTASSPC.ID- Yesus sudah bangkit. Dia tidak ada lagi di dalam makam-Nya. Maria dari Magdala, Petrus dan Yohanes merupakan saksi-saksi mata tentang makam kosong tersebut. Hal itu bukan omong kosong, melainkan omongan sarat makna. 


Makam kosong itu bersabda tentang Yesus. Makam itu telah dikosongkan. Siapakah yang mengosongkannya? Allahlah yang mengosongkannya. Dialah yang membangkitkan Yesus dari makam itu. Itulah PASKAH Yesus. 


Dia mengalahkan kematian. Dia hidup selamanya. Dia meninggalkan kematian untuk masuk ke dalam hidup baru: hidup bersama manusia dan masuk ke dalam kemuliaan Allah Bapa-Nya. Sebelum Dia naik ke surga, Yesus yang bangkit itu tinggal di antara kita. Kita adalah  "rumah-rumah Yesus", tempat tinggal-Nya. Di dalamnya, Dia mengalirkan kepada kita damai dan Roh-Nya:  "Damai sertamu dan terimalah Roh Kudus". 


Dengan melihat makam kosong itu, kita harus percaya bahwa Allah selalu beraksi dalam kehidupan kita. Setiap kita memiliki pengalaman jumat agung; pengalaman disalibkan oleh kata dan perbuatan sesama dan terutama disalibkan oleh dosa-dosa pribadi. Di tengah pengalaman-pengalaman tersebut, Allah tidak menutup mata. Dia menghantar kita keluar dari jumat agung itu untuk mengalami hidup baru bersama-Nya dan bersama Yesus Putera-Nya. Itulah paskah kita.  Namun bukan hanya itu paskah kita.


Di tempat tinggal kita masing-masing pasti ada banyak kuburan. Di sana kita telah menguburkan mereka yang sudah meninggal dunia. Kuburan-kuburan itu dapat dilihat dengan mata dan sering dikunjungi. Namun, jangan lupa. Ada banyak kuburan lain di sekitar kita dan di dalam diri kita. 


Kuburan-kuburan itu tidak kelihatan namun sangat berbahaya dan menjadi sumber ketakutan dan malapetaka bagi diri sendiri dan sesam. Di sana ada kuburan egoisme dan individualisme. Ada kuburan irihati dan keangkuhan. Ada kuburan materialisme dan konsumerisme. Banyak orang yang membangun kuburan itu dan senang tinggal di dalamnya. Hal tersebut pasti membelenggu dan mematikan diri sendiri dan sesama. Kita memberi nama kepada mereka yang membangunnya: les morts vivants (orang-orang yang masih hidup namun sesungguhnya mereka sudah mati).  


Paskah kita adalah pengosongan dan penghancuran kubur-kubur tersebut. Dengan demikian akan ada kebebasan, persaudaraan yang benar, perdamaian dan persatuan dan suka cita yang sesungguhnya. Pengosongan kuburan-kuburan itu harus dilakukan bersama Allah. Dialah actor utamanya. Dengan demikian kita dapat selalu hidup bersama-Nya dan bersama Yesus yang bangkit.  Merayakan Paskah Kristus tanpa pengosongan kuburan-kuburan tersebut merupakan hal yang sia-sia.


Paskah Kristus merupakan sumber suka cita kita. Paskah kita sendiri juga merupakan sumber suka cita. Setiap hari kita harus merayakan Paskah Kristus dan paskah kita sendiri. Selamat merayakannya. Pasti Tuhan senang dan memberkati kita.  


Writer|| P. Primus Jan, SVD (Misionaris Congo-Afrika)

Redaksi|| Stano


Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top